Rabu, 30 April 2014

haii...haii...
lama tak berjumpa...hehe
maaf sebelumnya kalau udah tidak pernah ngepost lagi di blog ini, berhubung lagi UTS jadi harus jeda dulu, belajar biar hasilnya memuaskan...

nah, karena UTS udah selesai, saya kembali lagi mulai ngepost di blog nih...
mau bagi pengalaman aja...
kemarin, setelah UTS filsafat, saya dan beberapa teman saya "menyegarkan otak" dengan berjalan-jalan dan nonton film di bioskop Senayan City loh... hehe

seperti biasanya... kami ngobrol-ngobrol nggak jelas, curhat-curhatan, dan ketawa-ketawa, dan melepas kepenatan selama UTS.
dan kami jg berfoto-foto ria... hohoho :)

ini dia hasil jepretan kami....

picture 1.1 foto bersama di J.CO Senayan City


picture 1.2 at J.CO

picture 1.3 with annisa

picture 1.4 with annisa again.. .hehehe

nah, demikian curhatan saya,,,
stay tune di blog ini yah...
thanks!!! ^^

Rabu, 16 April 2014

Socialization

SOCIALIZATION

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.[1]

Peran Sosialisasi 
- Lingkungan sosial: Dampak Isolasi 
adalah interaksi keturunan dan pembangunan manusia di dalam lingkungan.

- Pengaruh Keturunan : Studi Kembar Identik 
Tes kecerdasan menunjukkan:
1. Skor yang sama ketika kembar yang dibesarkan secara terpisah dalam pengaturan sosial kira-kira sama .
2. Skor sangat berbeda ketika kembar yang dibesarkan secara terpisah dalam pengaturan sosial yang berbeda secara dramatis.

Diri dan Sosialisasi 

  • Pendekatan Sosiologi Diri 
- Diri: identitas yang berbeda yang membedakan kami dari orang lain 
menurut Cooley: Mencari-kaca Diri  , yang artinya :
1. Kita belajar siapa diri kita dengan berinteraksi dengan orang lain.
2. Pandangan kita tentang diri kita berasal dari kontemplasi kualitas pribadi dan kesan kita tentang bagaimana orang lain memandang kita.
3. Diri adalah produk dari interaksi sosial kita dengan orang lain.

Mead: Tahapan Diri
1. Tahap Bermain : anak-anak mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi melalui simbol-simbol dan peran pengambilan terjadi dalam kegidupannya.
2. Tahap Game: anak-anak dari sekitar 8 atau 9 mempertimbangkan beberapa tugas yang sebenarnya dan hubungan simultan.

3. Tahap Persiapan: anak-anak meniru orang-orang di sekitar mereka.

= Symbols : gerakan, benda, dan bahasa yang membentuk dasar komunikasi manusia.

= Role Taking proses mental dengan asumsi perspektif lain.
= Generalized Others : sikap, pandangan, dan harapan masyarakat secara keseluruhan bahwa anak memperhitungkan.

- Menurut para ahli :

1. Goffman: Presentasi Diri 
Manajemen Impression: individu belajar untuk miring presentasi diri untuk menciptakan penampilan yang khas dan memuaskan penonton tertentu.
Face-work : kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang tepat untuk melanjutkan interaksi sosial.

2. Freud 

Diri adalah produk sosial, bagaimanapun, naluri impulsif alami dalam konflik konstan dengan kendala sosial.
Kepribadian dipengaruhi oleh orang lain (terutama orang tua seseorang).

3. Piaget

-Piaget menekankan tahapan manusia maju melalui sebagai diri berkembang.
-Teori kognitif pembangunan mengidentifikasi 4 tahap dalam pengembangan proses berpikir anak-anak.

-Kunci interaksi sosial untuk pembangunan.

Socialization and the Life Course


  • Course Kehidupan
- Rites of Passage: Sarana mendramatisir dan memvalidasi perubahan status seseorang. Upacara menandai tahap perkembangan dalam proses kehidupan.

Pendekatan life-course : Tampak dekat pada faktor-faktor sosial yang mempengaruhi orang-orang sepanjang hidup mereka.
- Orang-orang menghadapi beberapa tantangan sosialisasi yang paling sulit dalam tahun kemudian.
    • Antisipatif Sosialisasi dan Resosialisasi
    - Sosialisasi antisipatif: proses sosialisasi di mana seseorang "berlatih" pekerjaan masa depan dan hubungan sosial. 
    - Resosialisasi: Proses membuang mantan pola perilaku dan menerima yang baru sebagai transisi dalam kehidupan seseorang.
    Jumlah Institusi: institusi-penjara, militer, rumah sakit jiwa, atau biara-yang mengatur semua aspek kehidupan seseorang di bawah otoritas tunggal. 
    - Upacara Degradasi: ritual di mana individu menjadi sekunder dan agak tak terlihat dalam lingkungan sosial sombong.

    Agen Sosialisasi 
    • Keluarga
    - Peran keluarga dalam mensosialisasikan anak tidak bisa berlebihan. 
    - Pengaruh budaya.
    - Dampak Ras dan Gender. 

    Peran Gender: harapan tentang perilaku yang tepat, sikap, dan kegiatan pria dan wanita.
    • Sekolah
    - Mengajarkan nilai-nilai anak-anak dan kebiasaan masyarakat yang lebih luas.
    - Anak-anak tradisional disosialisasikan ke peran gender konvensional.
    • Kelompok Sebaya
    - Sebagai anak-anak tumbuh dewasa, kelompok sebaya semakin berperan Mead orang lain yang signifikan.
    • Media Massa dan Teknologi 
    - Teknologi mensosialisasikan keluarga ke multitasking sebagai norma sosial.
    - 47% dari orang tua melaporkan setidaknya satu anak memiliki TV dalam bukunya / kamarnya.
    • Tempat Kerja
    - Belajar untuk berperilaku tepat dalam pengaturan kerja adalah aspek fundamental dari sosialisasi manusia.
    - Sosialisasi di tempat kerja melibatkan empat tahap: 
    1. pilihan karir.
    2. sosialisasi antisipatif. 
    3. Conditioning.
    4. komitmen berkelanjutan.
    • Agama dan Negara 
    - Pemerintah dan agama yang terorganisasi perjalanan hidup dipengaruhi oleh beberapa mengadakan kembali rites of passage.[2]


    Referensi
    1 ^ Wikipedia. Diambil tanggal 17 April 2014, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
    2 ^ BINUS University. BINUS MAYA : Human Socialities : Socialization, Social Interaction, and Social Mobility. Diambil tanggal 17 April 2014, dari http://cms.binus.ac.id/Backend2/ContentCoNEW//L0716/CO/L07160000220134005Human%20Socialities.ppt

    Senin, 07 April 2014

    Refreshing

    nah,, 
    kan berhubung tema nya adalah keluarga,
    sekarang saya mau bagi pengalaman lagi nih tentang teman-teman saya yang sekaligus adalah keluarga saya juga disini... hehehe
    pas hari sabtu kemarin, tanggal 29 Maret 2014, saya dan teman2 saya dari kelas 02PAE dan 02PCE jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara diberi tugas untuk mengikuti seminar yang bertema "Tips Pola Pengasuhan Era Globalisasi".

    Seminar atau Workshopnya di adakan di Fame Hotel, Gading Serpong loh.. dan pembicara nya adalah Bapak Nanang Haryanto, MFCC atau yang biasa kami panggil Pak Carolus. Selain menjadi Counselor, beliau juga bekerja sebagai dosen di Universitas Bina Nusantara.

    setelah selesai mendengarkan workshop yang dibawakan oleh pembicara....
    like usually... take a photo times! yeyeyeye~
    here were are x)







                                                                          picture 1.1 foto bersama Pak Carolus

                                                              
                                                          picture 1.2 foto bersama setelah seminar

    setelah workshop.... kami diberi tugas lagi untuk melakukan REPORTASE. hohohohoho
    kami pun pergi ke Summarecon Mall Serpong (SMS) dan melakukan tugas kami disana....
    sebelum kami mengerjakan tugas, kami mengisi perut yang sudah sangat kelaparan T.T
    setelah makan di Ichiban Suhsi, kamiiii....... take a photos again... hehehe

    picture 1.3 foto bersama di Ichiban Sushi, SMS

    setelah itu kami mulai mencari "korban" reportase kami... xD
    inilah yang menjadi "korban" pertama kami...
    dia bekerja sebagai asisten advisor dan bekerja kurang lebih 3tahun.

    picture 1.4 ass.supervisor di Ichiban Sushi

    dan ini "korban" kedua kami...
    dia bekerja sebagai chef dan sudah bekerja selama 3 tahun...

    picture 1.5 chef di Ichiban Sushi

    Demikian curhat-curhatan saya bersama keluarga (teman) saya...
    stay tune yah! buat curhat-curhatan selanjutnya dan artikel-artikel psikologi selanjutnya!
    THANK YOU~

    Muffin Songs - The Finger Family

    nahh,,,

    berhubung kita lagi ngomongin soal keluarga nih...

    untuk jeda bentar,,,

    nonton video berikut yukk.. x) hoho





    sumber :
    Youtube. Muffin Songs - The Finger Family. Diambil tanggal 7 April 2014, dari https://www.youtube.com/watch?v=mjFcrv6Lfx8

    Family

      Duvall (1977) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi dan kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota keluarga.

      Menurut Jhonson R-Leny R, 2010 keluarga berasal dari bahasa sansekerta yang artinya kula dan warga : "kulawarga" yang berarti anggota, kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang masih memiliki hubungan darah. Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial.[1]

       Berikut ini adalah istilah-istilah yang ada dalam kehidupan berkeluarga yang bersangkutan dengan orangtua (jika mereka sudah bercerai atau belum, sudah meniggal atau belum).
    1. Serial monogamy adalah ketika seseorang memiliki beberapa pasangan dalam seumur hidupnya, tetapi hanya satu pasangan pada suatu waktu.
    2. Polygamy adalah ketika seseorang memiliki beberapa suami atau istri secara bersamaan.
    3. Polygyny adalah pernikahan dari seorang pria untuk lebih dari satu wanita pada suatu waktu yang sama.
    4. Polyandry adalah pernikahan dari seorang wanita untuk lebih dari saru pria pada suatu waktu yang sama.
        
        Keluarga terbagi menjadi 2, yaitu :
    1. Keluarga inti, adalah inti atau pokok dimana kelompok keluarga yang lebih besar dibangun, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.
    picture 1.1  keluarga inti

    2. Keluarga besar adalah keluarga dimana kerabat tinggal di rumah yang sama dengan orangtua dan anak-anak mereka, seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan sepupu-sepupu.
    picture 1.2 keluarga besar

    Ada beberapa pertanyaan dan beberapa istilah dalam keluarga, seperti :
    Dengan siapa kita terkait?
    1. Bilateral Descent : kedua sisi keluarga dianggap sama pentingnya.
    2. Patrilineal Descent : hanya sisi keluarga ayah yang penting.
    3. Matrilineal Descent : hanya sisi keluarga ibu yang penting.

    Siapakah yang memimpin?
    1. Patriatchy : laki-laki diharapkan untuk lebih mendominasi dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan keluarga.
    2. Matriachy : wanita yang memiliki wewenang yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki.
    3. Egalitarian family : sebuah keluarga yang kedua pasangan dianggap sederajat dan tidak ada yang lebih dominan.

      Pola asuh anak di dalam keluarga terbagi menjadi 5 jenis, yaitu :
    1. Parenthood and Grandparenthood : salah satu yang paling penting yaitu peran orang tua sebagai sosialisasi anak. Apabila ada anak-anak dewasa berdiam diri didalam rumah, akan menjadi boomerang generation atau full-nest syndrome. 
    2. Adoption : proses yang memungkinkan untuk transfer hak dan tanggung jawab secara hukum untuk orangtua baru yang sudah disesuaikan dengan hukum yang sudah berlaku.
    3. Dual-Income Families : ketika kedua orangtua dalam keluarga tersebut bekerja dan mempunyai penghasilan masing-masing.
    4. Single-Parent Families : ayah atau ibu yang membesarkan anaknya sendirian tanpa pasangan lain.
    5. Stepfamilies : meningkatnya tingkat perceraian dan pernikahan yang menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap hubungan keluarga tiri.[2]

      Menurut asal katanya, Globalisasi berasal dari kata Global yang artinya Universal. Beberapa orang mendefinisikan globalisasi sebagai berikut : 
    - Internalisasi, Globalisasi juga dapat diartikan sebagai meningkatnya hubungan Internasional.
    - Universalisasi, Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun inmaterial ke seluruh dunia.
    - Westernisasi, adalah salah satu bentuk universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya barat sehingga mengglobal keseluruh dunia.
    - Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas, arti ini berbeda dengan arti dari keempat definisi diatas. Pada definisi keempat pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian kelima, dunia global mempunyai status ontologinya sendiri, bukan sekedar gabungan negara-negara.[3]
    Kehidupan di era digital saat ini sudah banyak mempengaruhi pola pikir anak-anak. Sebagai orangtua, kita harus memperhatikan hal apa saja yang bisa kita lakukan agar anak kita tidak terlalu terpengaruh dengan hal-hal yang diberikan oleh dunia digital saat ini.
    Berikut tips-tips mendidik anak di era digital :
    1. Kita sebagai orang tua harus bisa mengajar dan mengenalkan Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap anak kita.
    2. Menyaring dan menyeleksi kontennya dan dibutuhkan pendampingan terhadap anak-anak kita. Jangan sampai mereka membuka laman-laman yang seharusnya tidak boleh dibukanya.
    3. Mengendalikan waktu akses dengan barang-barang digital, ajak anak bermain dan berinteraksi tanpa mesin. Hal ini dilakukan agar anak tidak terpaku dengan barang-barang digital seperti halnya gedget (iPad, Blackberry, iPhone, Android, dll).
    4. Kita sebagai orangtua harus bisa mengetahui cara memakai barang-barang digital tersebut. Dengan kata lain, kita yang harus mengenalkan dan mengajarkan cara menggunakan barang-barang itu, bukannya sang anak yang mengajarka hal itu kepada orangtuanya.
    Ada hal-hal yang harus dilakukan oleh orangtua jika anak sudah mulai kecanduan perangkat digital :
    - Rumuskan pola pengasuhan dengan suami/istri (pola pengasuhan yang otoriter, permisif, otoritatif, atau tidak peduli).
    - Membedakan pengasuhan anak perempuan dan anak laki-laki.
    - Jika anak sudah kecanduan, lakukan terapi.
    Langkah-langkah untuk menjadi terapis :
    1. Bersikap tenang.
    2. Hindari rasa marah dan panik.
    3. Menerima permasalahannya dan memafkan,
    4. Validasi 3P : penerimaan, pujian, dan penghargaan.
    Jenis-Jenis Parenting Style :
    - Authoritative : bersikap demokrasi, ada batasan dan bimbingan, dan bersedia mendengarkan ide-ide dari anak.
    Hasilnya terhadap anak : Anak akan merasa bahagia, percaya diri yang tinggi, dan mampu mengendalikan diri.
    - Authoritarian : bersikap tidak toleran, harus taat dan sesuai dengan perintah orangtua, banyak aturan yang harus dijalani, dan kurangnya komunikasi.
    Hasilnya terhadap anak : konsep diri negatif dan tidak dapat menginternalisasikan stardart moral.
    - Permissive : terlalu dibebaskan, diperbolehkan melakukan apapun yang mereka inginkan, tidak ada bimbingan, arahan dan batasan dari orangtua, dan terlalu memanjakan anak.
    Hasilnya terhadap anak : kurang dewasa, agresif yang tinggi, memberontak, kurang pengendalian diri, dan kurang kepercayaan diri.
    - Neglect / Uninvolve : orangtua tidak peduli dengan anaknya, tidak ada komunikasi dan bimbingan, dan orangtua yang lalai dalam mengurus anaknya.
    Hasilnya terhadap anak : anak menjadi tidak berpendirian, moody, agresif, dan self esteem nya menurun.[4]
    Referensi :
    1 ^ Konsep Keluarga. Diambil tanggal 7 April 2014, dari http://zoelkiflyunismuh10wordpres.wordpress.com/2013/03/26/konsep-keluarga/
    2 ^ BINUS University. BINUS MAYA : Human Organizations: Group, Families, Communities, and States. Diambil tanggal 16 April 2014, dari http://cms.binus.ac.id/Backend2/ContentCoNEW//L0716/CO/L07160000220134004Human%20Organizations.ppt

    3 ^ Kompasiana. Kehidupan di Era Globalisasi. Diambil tanggal 7 April 2014, dari http://regional.kompasiana.com/2013/01/29/kehidupan-di-era-globalisasi-523958.html
    4 ^ Infinita Consulting. Tantangan pedidikan anak di era globalisasi.